Klegen Gelar Merti Padukuhan : Lestarikan Lingkungan dan Adat, Pererat Gotong Royong Warga

28 Juli 2025
IPNK
Dibaca 33 Kali
Klegen Gelar Merti Padukuhan : Lestarikan Lingkungan dan Adat, Pererat Gotong Royong Warga

Sendangsari — Warga Padukuhan Klegen, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, menggelar tradisi tahunan Merti Padukuhan dengan penuh khidmat dan kemeriahan. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah " Gumregah Nyawiji, Guyup Rukun Mbangun Dusun" Rangkaian kegiatan berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 26–27 Juli 2025, sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan, sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya leluhur.

 

Ziarah Makam,Wujud Penghormatan pada Para Pendahulu

Kegiatan dimulai pada hari Sabtu, 26 Juli 2025 dengan ziarah ke makam para mantan pamong, mantan RW dan RT yang berlokasi di tiga tempat berbeda, yaitu Mrunggi, Pengasih dan Gebangan Pengasih. Ziarah diikuti oleh Lurah dan Pamong Kalurahan yang berdomisili di Padukuhan Klegen, serta para ketua RT dan RW. Dalam kegiatan ini, mereka didampingi oleh kaum rois setempat.

Ziarah menjadi bentuk penghormatan terhadap jasa para pendahulu yang telah berkontribusi membangun dan membina padukuhan.

 

Upacara Adat Tawu Sumur Srumbung dan Tarian Tradisional 

Rangkaiana cara berlanjut pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, dengan upacara adat Tawu Sumur Srumbung yang dilaksanakan di RT 15. Upacara ini merupakan simbol penjagaan sumber mata air dan keberkahan alam bagi warga sekitar.

Usai prosesi adat, dilanjutkan acara seremonial merti padukuhan yang digelar di kediaman Bapak Muntasib, warga RT 17. Dalam acara ini ditampilkan pertunjukan Tari Angguk oleh anak-anak PAUD dan Tari Samin oleh Karang Taruna Klegen. Penampilan tersebut menambah semarak dan makna pelestarian seni tradisi di tengah masyarakat.

Acara dihadiri oleh Lurah dan Pamong Kalurahan Sendangsari, perwakilan Panewu Pengasih dari Jawatan Sosial, Pendamping Desa Budaya, serta Tim Monitoring dari Kundha Kabudayan DIY. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan terhadap eksistensi budaya lokal.

 

Ngrayah Gunungan dan Pagelaran Wayang Jadi Puncak Kemeriahan

Antusiasme warga begitu terasa. Setiap RT membawa uborampe seperti nasi dan ingkung ayam untuk dimakan bersama-sama sebagai simbol kebersamaan dan syukur. Puncak acara siang hari adalah "Ngrayah Gunungan", di mana warga berebut hasil bumi dari gunungan sebagai lambang keberkahan dan harapan akan panen yang melimpah. Momen ini selalu dinanti karena mengandung nilai spiritual dan budaya yang tinggi.

Kemeriahan berlanjut pada malam harinya dengan pagelaran wayang kulit yang dimainkan oleh Ki Dalang Semar, Suratman, dalang lokal dari Sendangsari. Membawakan lakon “Bagong Mbangun Padukuhan”, pertunjukan ini menyisipkan pesan moral dan nilai-nilai sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat desa.

 

Bentuk Pelestarian Budaya dan Gotong Royong

Dukuh Klegen, Sumardi, menyampaikan bahwa Merti Padukuhan ini merupakan bentuk pelestarian budaya dan upacara adat yang diwariskan leluhur. “Semua warga terlibat secara swadaya dan gotong royong, dari persiapan hingga pelaksanaan. Inilah kekuatan masyarakat kita,” ujarnya.

Dengan terselenggaranya Merti Padukuhan secara meriah dan bermakna, Padukuhan Klegen menunjukkan komitmennya dalam menjaga tradisi serta mempererat persaudaraan antarwarga. Sebuah wujud nyata bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga roh dari kehidupan masyarakat. (IPG)